1.
Ulama Penyusun Kutubussittah
a.
Imam Bukhori
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
bin Muqirah Al-Ja’fi bin Bardizbah Al-Bukhari, lahir
bulan Syawal 194 H di Bukhara, Uzbekistan, Asia tengah sehingga dikenal dengan panggilan ‘Al-Bukhari’.
Imam Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab ats-Tsiqat,
Ibnu Hiban menulis bahwa ayah Bukhari dikenal sebagai seorang yang wara’, seorang ulama
bermazhab Maliki dan murid dari Imam Malik, ulama besar dan ahli fiqih. Ia wafat ketika
Bukhari masih kecil.
Imam Bukhari sudah melakukan
pengembaraan menuntut ilmu sejak berusia sepuluh tahun. Ia pergi ke Balkh,
Naisabur, Rayy, Baghdad, Bashrah, Kufah, Mekkah Mesir, dan Syam. Imam Bukhari berguru pada Syekh Ad-Dakhili. Ulama ahli Hadist yang mashur di
Bukhara. Pada usia 16 tahun
ia mengunjungi kota suci Makkah dan Madinah untuk mengikuti kuliah dari
para guru besar Hadist. Pada usia 18 tahun
dia sudah hafal karya Mubarak dan Waki’ bin Jarrah bin
Malik. Bersama gurunya Syekh Ishaq,
menghimpun Hadist-Hadist shahih dalam satu kitab. Dari
satu juta Hadist yang diriwayatkan 80.000 Rawi
disaring menjadi 7.275 Hadist.
Untuk
mengumpulkan dan menyeleksi Hadist
Sahih, Imam Bukahri menghabiskan waktu selama 16 tahun mengunjungi
berbagai kota untuk menemui para Rawi Hadist. Diantara kota-kota yang
disinggahinya antara lain Basrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah,
Baqhdad sampai Asia Barat.
Di antara ulama
Hadist yang yang termasuk guru Imam
Bukahri adalah Ali-bin al-Madani, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, Makki bin
Ibrahim al-Bakhi, dan Muhammad bin Yusuf Al-Baikandhi. Selain itu, banyak ahli Hadist yang berguru
kepadanya, diantaranya Syekh Abu Zahrah,
Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibnu Nazr, dan Imam Muslim.
Imam Bukhari merupakan ulama Hadist yang banyak menulis kitab-kitab Hadist. Kitab-kitabnya
menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Sebagian diantara karya-karya adalah: Sahih Bukhari, al-Adab al-Mufrad,
adh-Dhuafa ash-Shqhir, at- Tarikh as- Shaghir, at- Tharikh al- Aushat. At-
thrikh al- Kabir, at-Tafsir al-Kabir, al-Ilal, Raful yadain fi as-Salah, Birrul
al-Walidain, ad-Dhuafa, al-hibah. Diantara karya-karya tersebut yang
termashur adalah al-Jami’ al-Musnad ash-Sahih al- Mukhtasar min Umur Rasul
Allah was Sunanih wa Ayyamih.
Imam al-Bukhari
wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H dalam usia 62 tahun. Jenazahnya dikuburkan di Khartank, sebuah desa di
Samarkand.
b.
Imam Muslim
Nama lengkapnya Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin
Muslim bin Kausyaz Al-Qusyairi An- Naisaburi, dilahirkan di Naisabur
pada tahun 202 H/ 817 M. Naisabur, saat itu termasuk wilayah Rusia, yang dalam
sejarah Islam dikenal dengan sebutan Maa
Wara’a an Nahr, daerah-daerah yang terletak di belakang Sungai Jihun di
Uzbekistan, Asia Tengah.
Naisabur pernah
menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan kurang lebih 150 tahun pada masa
Dinasti Samanid. Bahkan, kota Naisabur dikenal
juga saat itu sebagai salah satu kota ilmu, tempat berkumpulnya ulama besar dan pusat
peradaban di kawasan Asia Tengah.
Imam Muslim sangat menyukai ilmu Hadist. Kecerdasan
dan ketajaman hafalannya sudah ditunjukkan sejak kecil. Pada usia 10 tahun, sering datang berguru kepada Imam Ad
Dakhili, seorang ahli hadits di kotanya. Setahun kemudian, Muslim mulai
menghafal Hadist dan berani mengoreksi kekeliruan gurunya ketika salah dalam
periwayatan Hadist. Kecintaannya kepada ilmu Hadist menjadikannya
pngembara ke berbagai tempat dan untuk mendapatkan silsilah yang benar sebuah
Hadist.
Imam Muslim
banyak menulis kitab-kitab Hadist, diantaranya yang termashur adalah, al-Jami’
ash-Sahih atau dikenal sebagai Shahih Muslim, al-Musnad al-Kabir ,
al-Asmah Wal-kun,al-Ilal, al-Qaran, Sualat Ahmad bin Hambal, al-intifa’
bi Uhubis-Siba’, Al-Muhadramain, Man laisa lahu Illa Rawin Wahid, kitab
Auladish-shaba , dan kitab Auham al-Muhaddisin. Selain itu,yang
paling mashur adalah ash-Sahih, yang judul lengkapanya adalah al-Musnad
as-Shahih al- Mukhtashar Min as-Sunan bin Naql
al-Adl’an Rasul Allah, berisi 3,033
Hadist.
Beliau
wafat pada hari Ahad sore, dimakamkan di Nasr Abad, salah satu
daerah di luar Nisabur, pada hari Senin,
25 Rajab 261 H/5 Mei 875 M, dalam usia 55 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar