1. Pendidikan dan Perpustakaan
Pada masa Abbasiyah, yang disebut
lembaga pendidikan dasar (kuttab) umumnya merupakan bagian terpadu de ngan masjid, bahkan memfungsikan masjid sebagai sekolah dasar. Kurang lebih 30.000 masjid yang
digunakan sebagailembaga pendidikan dasar. Selain itu,
terdapat kegiatan pendidikan di rumah-rumah pendudukan dan di tempat-tempat
lain, seperti maktab, zawiyah dan halaqah. Kurikulum utamanya dipusatkan
pada Al-Quran sebagai bacaan utama para siswa, selain belajar membaca dan
menulis. Anak-anak perempuan mendapat kesempatan yang sama dengan anak
laki-laki untuk mempelajari ajaran-ajaran agama pada tingkatan yang lebih
rendah sesuai dengan kemampuannya.

![]() |
Masjid, selain sebagai pusat pendidikan, juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku. Buku-buku didapat dari hadiah-hadiah atau hasil
pencarian dari berbagai sumber. Karenanya, masjid pada saaat itu memiliki khazanah
buku-buku keagamaan yang sangat kaya. Salah seorang donatur buku-buku itu
adalah seorang sejarawan terkenal yaitu al-Khatib al-Baghdadi (1002-1017) yang
menyerahkan buku-bukunya sebgai wakaf untuk umat Islam.
Perpustakaan-perpustakaan (khizanat al-kutub)
lain dibangun oleh kalangan bangsawan atau orang kaya sebagai lembaga-lembaga
kajian untuk umum, menyimpan koleksi sejumlah buku logika, filsafat, astronomi
dan bidang ilmu lainnya. Salah satu diantaranya yang dibangun oleh penguasa
Buwaihi, Abdud Ad-Dawlah, di Syirazi, yang
semua buku-bukunya disusun di atas lemari-lemari, didaftar dalam
katalog, dan diatur dengan baik oleh staf administrator yang berjaga secara
bergiliran.
Selain perpustakaan, gambaran tentang kemajuan
budaya baca pada masa Abbasiyah bisa
dilihat dari banyaknya toko buku. Toko-toko ini berpengaruh besar bagi
pengembangan dunia pendidikan,
Al-Ya’qubi meriwayatkan bahwa pada masanya (sekitar 819 M) ibukota negara
diramaikan oleh lebih dara seratus toko buku yang berderet di satu ruas jalan
yang sama.
Hinga awal abad ke-3 Hijriah, bahan yang umum
digunaka untuk menulis adalah kain perca dan papirus. Baru kemudian setelah,
kertas Cina mulai masuk ke Irak.
industri kertas tumbuh menjamur. Industri itu pertama kali muncul di
Samarkand, yang diperkenalkan oleh beberapa tawanan Cina pada 751.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar