1. Sejarah dan Khalifah yang beperan
Ayyubiyah
adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman,
Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti Ayyubiyah
didirikan oleh Salahuddīn al-Ayyubi. Penamaan al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama belakangnya
Al-Ayyubi, diambil dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. Nama besar dinasti
ini diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan
yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah.
Salahuddīn Al-Ayyubi
memulai karir politiknya ketika ia masih muda. Ketika itu Sang Ayah yang
bernama Najmuddin bin Ayyub menjabat sebagai komandan pasukan di kota Ba’labak
(sebelah utara Suriah). Najmuddin bin Ayyub ditunjuk menjadi komandan oleh panglima yang berkuasa saat itu
yaitu Nuruddin Zanki.
Pada tahun 1164 M,
Shalahuddin Al-Ayyubi mengikuti ekspedisi pamannya Asaduddin Syirkuh ke Mesir.
Lima tahun kemudian tepatnya pada tahun 1169 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi
diangkat menjadi wazir (Gubernur) oleh penguasa Dinasti Fathimiyah dalam usia 32 tahun, menggantikan
pamannya Asaduddin Syirkuh yang wafat setelah dua bulan menjabat sebagai wazir.
Sebagai
Perdana Menteri Shalahuddin mendapati gelah Al-Malik
An-Nasir artinya ‘penguasa yang bijaksana’.
Setelah
Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang terakhir wafat pada tahun 1171
M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan
dan politik. Maka sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa hingga
sekitar 75 tahun lamanya.
Setelah Shalahudin menguasai Dinasti Fathimiyah, ia
menghapus tradisi mendoakan khalifah Fathimiyah dalam khutbah Jum’at dan menggantinya dengan mendoakan
khalifah Dinasti Abbasiyah yaitu Al-Mustadhi yang berkuasa
sejak 566-575H/ 1170-1180M. Namun ia tidak
mengusik atau melarang rakyat yang mengikuti faham Syi’ah.
Kemudian pada bulan Mei tahun 1175M, sejak Dinasti Ayyubiyah berkuasa di Mesir,
khalifah Abbasiyah, Al-Mustadhi memberikan beberapa daerah seperti Yaman,
Palestina, Suriah Tengah, dan Maghribi kepada Shalahuddin. Shalahuddin mendapat
pengakuan dari Khalifah Abbasiyah
sebagai penguasa Mesir, Afrika Utara, Nubia, Hejaz, dan Suriah Tengah.
Satu dasa warsa (sepuluh tahun) kepemimpinannya kemudian ia berhasil
menaklukkan Mesopotamia (Iran) dan berhasil mengangkat para penguasa setempat
menjadi pemimpinnya.
A. TOKOH-TOKOH PENGUASA DINASTI AL-AYYUBIYAH
|
Selama lebih
kurang 75 tahun dinasti Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang penguasa yakni sebagai
berikut:
1. Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (564-589
H/ 1171-1193 M)
2.
Malik Al-Aziz Imaduddin
(589-596 H/1193-1198 M)
3.
Malik Al-Mansur Nasiruddin (595-596 H/ (1198-1200
M)
4.
Malik Al-Adil Saifuddin (596-615 H/1200-1218 M)
5.
Malik Al-Kamil Muhammad (615-635 H/ 1218-1238 M)
6.
Malik Al-Adil Saifuddin (635-637 H/ 1238-1240 M)
7.
Malik As-Saleh Najmuddin (637-647 H/ 1240-1249 M)
8.
Malik al-Mu’azzam Turansyah (647 H/ 1249-1250 M)
9.
Malik al-Asyraf Muzaffaruddin (647-650 H/ 1250-1252 M)
Diantara urutan 9 (sembilan) penguasa tersebut terdapat beberapa penguasa yang menonjol,
yaitu: Shalahuddin
Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M), Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M), dan Malik
Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
1.
Malik
Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (596-615 H /1200-1218 M)
Sering
dipanggil Al-Adil, nama lengkapnya Al-Malik Al-Adil Saifuddin Abu Bakar bin
Ayyub, menjadi penguasa ke 4 Dinasti Ayyubiah yang memerintah pada tahun 596-615 H/1200-1218 M berkedudukan di Damaskus.
Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara muda Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, dia menjadi Sultan menggantikan
Al-Afdal yang tewas dalam peperangan.
Al-Adil merupakan seorang pemimpin
pemerintahan dan pengatur strategi yang berbakat dan efektif.
Prestasi Al Malik Al-Adil antara lain :
1.
Antara tahun
1168 – 1169 M mengikuti pamannya ( Syirkuh ) ekspedisi militer ke Mesir
2. Tahun 1174 M, menguasai Mesir atas nama Salahuddin Yusuf Al Ayyubi,
sedangkan Salahuddin Yusuf Al Ayyubi mengembangkan pemerintahan di Damaskus
3. Tahun 1169 M, dapat memadamkan pemberontakan orang-orang Kristen Koptik di
Qift-Mesir
4. Pada tahun 1186-1195 M, kembali ke Mesir untuk memerangi pasukan Salib
5.
Pada tahun
1192-1193 M, menjadi gubernur di wilayah utara Mesir
6.
Pada tahun 1193
M, menghadapai pemberontakan Izzuddin di Mosul
7.
Menjadi
gubernur Syiria di Damaskus
8.
Menjadi Sultan
di Damaskus
2.
Malik
Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
Nama lengkap Al-Kamil, adalah
Al-Malik Al-Kamil Nasruddin Abu Al-Maali Muhammad. Al-Kamil adalah putra dari Al-Adil. Pada tahun 1218 Al-Kamil
memimpin pertahanan menghadapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat
(Damietta) dan kemudian menjadi Sultan setelah ayahnya wafat. Pada tahun 1219,
hampir kehilangan tahta karena konspirasi kaum Kristen koptik. Al-Kamil
kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari konspirasi itu, dan konspirasi itu
berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama Al-Mu’azzam yang menjabat sebagai
Gubernur Suriah.
Pada
bulan Februari tahun 1229 M, Al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun
dengan Frederick II, yang berisi antara lain:
a. Ia
mengembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib
b. Kaum muslimin dan Yahudi dilarang memasuki kota itu
kecuali di sekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.
Selain itu
beberapa peristiwa yang
dialami Al-Malik Al-Kamil, antara lain:
1.
Panglima
Shalahuddin Al-Ayyubi http://generasimuslimprestasi.blogspot
|
2. Menjadi Sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1218 M, menggantikan Al-Adil yang meninggal
3. Pada tahun 1219 M, ia hampir kehilangan tahtanya.
4. Pada tahun 1219 M, kota Dimyat akhirnya jatuh ke tangan orang-orang Kristen
5. Al-Kamil telah beberapa kali menawarkan perdamaian dengan pasukan Salib yaitu
dilakukan perjanjian damai dengan imbalan:Mengembalikan Yerussalem kepada
pasukan Salib.
6. Membangun kembali tembok di Yerussalem yang dirobohkan oleh Al-Mu’azzam
saudaranya.
7. Mengembalikan salib asli yang dulu terpasang di Kubah batu Baitul Maqdis
kepada orang Kristen.
Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M.
Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih Al-Ayyubi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar