Welcome to blog Ainul Indah

Selasa, 15 Mei 2018

Jejak peradaban dinasti Ayyubiyah



1. Sejarah dan Khalifah yang beperan
Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddīn al-Ayyubi. Penamaan al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama belakangnya Al-Ayyubi, diambil dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. Nama besar dinasti ini diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah.
Salahuddīn Al-Ayyubi memulai karir politiknya ketika ia masih muda. Ketika itu Sang Ayah yang bernama Najmuddin bin Ayyub menjabat sebagai komandan pasukan di kota Ba’labak (sebelah utara Suriah). Najmuddin bin Ayyub ditunjuk menjadi   komandan oleh panglima yang berkuasa saat itu yaitu Nuruddin Zanki.
Pada tahun 1164 M, Shalahuddin Al-Ayyubi mengikuti ekspedisi pamannya Asaduddin Syirkuh ke Mesir. Lima tahun kemudian tepatnya pada tahun 1169 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi diangkat menjadi wazir (Gubernur) oleh penguasa Dinasti Fathimiyah  dalam usia 32 tahun, menggantikan pamannya Asaduddin Syirkuh yang wafat setelah dua bulan menjabat sebagai wazir. Sebagai Perdana Menteri Shalahuddin mendapati gelah Al-Malik An-Nasir artinya ‘penguasa yang bijaksana’.
Setelah Khalifah al-Adid (Khalifah Dinasti Fatimah) yang terakhir wafat pada tahun 1171 M, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berkuasa penuh untuk menjalankan peran keagamaan dan politik. Maka sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah mulai berkuasa hingga sekitar 75 tahun lamanya.
Setelah Shalahudin menguasai Dinasti Fathimiyah, ia menghapus tradisi mendoakan khalifah Fathimiyah dalam khutbah Jum’at dan menggantinya dengan mendoakan khalifah Dinasti Abbasiyah yaitu Al-Mustadhi yang berkuasa sejak 566-575H/ 1170-1180M. Namun ia tidak mengusik atau melarang rakyat yang mengikuti faham Syi’ah. Kemudian pada bulan Mei tahun 1175M, sejak Dinasti Ayyubiyah berkuasa di Mesir, khalifah Abbasiyah, Al-Mustadhi memberikan beberapa daerah seperti Yaman, Palestina, Suriah Tengah, dan Maghribi kepada Shalahuddin. Shalahuddin mendapat pengakuan dari Khalifah Abbasiyah  sebagai penguasa Mesir, Afrika Utara, Nubia, Hejaz, dan Suriah Tengah. Satu dasa warsa (sepuluh tahun) kepemimpinannya kemudian ia berhasil menaklukkan Mesopotamia (Iran) dan berhasil mengangkat para penguasa setempat menjadi pemimpinnya.
A. TOKOH-TOKOH  PENGUASA DINASTI AL-AYYUBIYAH

                       


Selama lebih kurang 75 tahun dinasti Al-Ayyubiyah berkuasa, terdapat 9 orang penguasa yakni sebagai berikut:
1.    Shalahuddin Yusuf  Al-Ayyubi (564-589 H/ 1171-1193 M)
2.    Malik Al-Aziz Imaduddin (589-596 H/1193-1198 M)
3.    Malik  Al-Mansur Nasiruddin (595-596 H/ (1198-1200 M)
4.    Malik  Al-Adil Saifuddin (596-615 H/1200-1218 M)
5.    Malik  Al-Kamil Muhammad (615-635 H/ 1218-1238 M)
6.    Malik  Al-Adil Saifuddin (635-637 H/ 1238-1240 M)
7.    Malik  As-Saleh Najmuddin (637-647 H/ 1240-1249 M)
8.    Malik  al-Mu’azzam Turansyah (647 H/ 1249-1250 M)
9.    Malik  al-Asyraf Muzaffaruddin (647-650 H/ 1250-1252 M)
       Diantara urutan 9 (sembilan) penguasa tersebut  terdapat beberapa penguasa yang menonjol, yaitu: Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1171-1193 M), Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (1200-1218 M), dan Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
1.    Malik Al-Adil Saifuddin, pemerintahan I (596-615 H /1200-1218 M)
              Sering dipanggil Al-Adil, nama lengkapnya Al-Malik Al-Adil Saifuddin Abu Bakar bin Ayyub, menjadi penguasa ke 4 Dinasti Ayyubiah yang memerintah pada tahun 596-615 H/1200-1218 M berkedudukan di Damaskus. Beliau putra Najmuddin Ayyub yang merupakan saudara muda Shalahuddin Yusuf  Al-Ayyubi, dia menjadi Sultan menggantikan Al-Afdal yang tewas dalam peperangan.
              Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan dan pengatur strategi yang berbakat dan efektif.
Prestasi Al Malik Al-Adil  antara lain :
1.    Antara tahun 1168 – 1169 M mengikuti pamannya ( Syirkuh ) ekspedisi militer ke Mesir
2.    Tahun 1174 M, menguasai Mesir atas nama Salahuddin Yusuf Al Ayyubi, sedangkan Salahuddin Yusuf Al Ayyubi mengembangkan pemerintahan di Damaskus
3.    Tahun 1169 M, dapat memadamkan pemberontakan orang-orang Kristen Koptik di Qift-Mesir
4.    Pada tahun 1186-1195 M, kembali ke Mesir untuk memerangi pasukan Salib
5.    Pada tahun 1192-1193 M, menjadi gubernur di wilayah utara Mesir
6.    Pada tahun 1193 M, menghadapai pemberontakan Izzuddin di Mosul
7.    Menjadi gubernur Syiria di Damaskus
8.    Menjadi Sultan di Damaskus

2.    Malik Al-Kamil Muhammad (1218-1238 M)
                 Nama lengkap Al-Kamil, adalah Al-Malik Al-Kamil Nasruddin Abu Al-Maali Muhammad. Al-Kamil adalah putra dari Al-Adil. Pada tahun 1218 Al-Kamil memimpin pertahanan menghadapi pasukan salib yang mengepung kota Dimyat (Damietta) dan kemudian menjadi Sultan setelah ayahnya wafat. Pada tahun 1219, hampir kehilangan tahta karena konspirasi kaum Kristen koptik. Al-Kamil kemudian pergi ke Yaman untuk menghindari konspirasi itu, dan konspirasi itu berhasil dipadamkan oleh saudaranya bernama Al-Mu’azzam yang menjabat sebagai Gubernur Suriah.
                 Pada bulan Februari tahun 1229 M, Al-Kamil menyepakati perdamaian selama 10 tahun dengan  Frederick II, yang berisi antara lain:
a. Ia mengembalikan Yerusalem dan kota-kota suci lainnya kepada pasukan salib
b.  Kaum muslimin dan Yahudi dilarang memasuki kota itu kecuali di sekitar Masjidil Aqsa dan Majid Umar.
     Selain itu beberapa peristiwa yang dialami Al-Malik Al-Kamil, antara lain:
1.   
Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi http://generasimuslimprestasi.blogspot
Pada tahun 1218 M, memimpin pertahanan menghadapi pasukan Salib yang mengepung kota Dimyat ( Damietta )
2.    Menjadi Sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1218 M, menggantikan Al-Adil yang meninggal
3.    Pada tahun 1219 M, ia hampir kehilangan tahtanya.
4.    Pada tahun 1219 M, kota Dimyat akhirnya jatuh ke tangan orang-orang Kristen
5.    Al-Kamil telah beberapa kali menawarkan perdamaian dengan pasukan Salib yaitu dilakukan perjanjian damai dengan imbalan:Mengembalikan Yerussalem kepada pasukan Salib.
6.    Membangun kembali tembok di Yerussalem yang dirobohkan oleh Al-Mu’azzam saudaranya.
7.    Mengembalikan salib asli yang dulu terpasang di Kubah batu Baitul Maqdis kepada orang Kristen.
     Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai Sultan digantikan oleh Salih Al-Ayyubi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar