1.
Khalifah Abdullah
Al-Makmun(786-833M), Khalifah Pembaharu Ilmu Pengetahuan
Abdullah ibnu
Harun Ar-Rasyid, lebih dikenal dengan
panggilan Al-Ma’mun, dilahirkan pada tanggal 15 Rabi’ul Awal 170 H / 786 M,
bertepatan dengan wafat kakeknya Musa Al-Hadi dan pengangkatan ayahnya, Harun
Ar-Rasyid. Ibunya, bekas seorang budak yang dinikahi ayahnya bernama Murajil dan meninggal setelah
melahirkannya. Al-Makmunanak yang
jenius. Sebelum usia 5 tahun dididik agama dan membaca Al-Qur’an oleh dua orang
ahli yang terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi.
Untuk mendalami Hadits, Al-Makmun
dan Al-Amin dikirim ayahnya, Harun
Ar-Rasyid kepada Imam Malik di Madinah. Al-Makmun dan saudaranya belajar kitab Al-Muwattha
karangan Imam Malik. Dalam waktu yang sangat
singkat, Al-Makmuntelah menguasai Ilmu-ilmu kesusateraan, tata Negara, hukum,
hadits, falsafah, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuaan lainnya. Ia juga
hafal Al-Qur’an dan ahli juga menafsirkannya.
Setelah ayah
mereka, khalifah Harun Ar-Rasyid
meninggal, jabatan kekhalifahan sebagaimana wasiat dari Harun Ar-Rasyid
diserahkan kepada saudaranya dan Al-Makmun mendapatkan jabatan sebagai
gubernur di daerah Khurasan. Setelah
Al-Aminmeninggal, Al-Makmun
menggantikannya menjadi Khalifah.
Sebagaimana ayahnya, Khalifah Harun Ar-Rasyid, Al-Makmun adalah Khalifah
Dinasti Bani Abbasiyyah yang besar dan menonjol. Ia memiliki sifat-sifat yang
agung, diantaranya, tekadnya kuat, penuh kesabaran, menguasai berbagai
keilmuan, penuh ide, cerdik, berwibawa, berani dan toleran. Pada masa
kekhalifahannya, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami masa kegemilangan. Beberapa
pencapaian kejayaan dan gemilangan peradaban Islam daantaranya:
a. Bidang pertanian dan Perdagangan
Dengan
keamanan terjamin, kegiatan pertanian berkembang dengan pesat. Pertanian
dikembangkan dengan luas. Buah-buahan dan bunga-bungaan dari Parsi makin
meningkat dan terjamin mutunya. Anggur dari Shiraz, Yed dan
Isfahan telah menjadi komoditi penting dalam perdagangan diseluruh Asia.
Tempat-tempat pemberhentian kafilah dagang menjadi ramai dengan kafilah-kafilah
yang datang dan memencar ke berbagai penjuru. Lalu lintas dagang dengan
Tiongkok melalui dataran tinggi Pamir atau yang disebut dengan Jalan Sutera
(Silk Road), dan Jalur Laut (Sea Routes) dari teluk Parsi menuju bandar-bandar
lainya sangat ramai.
b.Bidang Pendidikan
Perhatian
besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana yang dimulai oleh
Khalifah Al-Mansur, dilanjutkan Khalifah Harun Ar-Rasyid, semakin mendapat
puncaknya oleh Al-Makmun. Ia mendorong
dan menyediakan dana besar untuk
melakukan gerakan penerjemahan karya-karya kuno dari Yunani dan Syria ke dalam
bahasa Arab, seperti ilmu kedokteran, astronomi, matematika, filsafat , dan
lain-lain. Para penerjemah yang termasyhur adalah Yahya bin Abi Manshur, Qusta bin Luqa, Sabian
bin Tsabit bin Qura, dan Hunain bin Ishaq yang digelari Abu Zaid Al-Ibadi.
Selain itu, Hunain bin Ishak, ilmuwan
Nasrani menerjemahkan buku-buku Plato
dan Aristoteles atas permintaan Al-Makmun. Al-Makmun juga mengirim utusan
kepada Raja Roma, Leo Armenia, untuk mendapatkan karya-karya ilmiah Yunani Kuno
yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Al-Makmun mengembangkan perpustakaan Bait Al-Hikmah
yang didirikan sang ayah, Khalifah Harun Ar-Rasyid, menjadi pusat ilmu pengetahuan, yang berhasil melahirkan sederet ilmuwan Muslim yang melegenda.
Selanjutnya dibangun Majlis Munazharah, sebagai pusat kajian agama. Pada
masanya muncul ahli Hadis termasyhur, Imam Bukhori dan sejarawan terkenal,
al-Waqidi.
c.
Perluasan
Daerah Islam dan penertiban Administrasi Negara
Di
era kekhalifahan Al-Makmun, Dinasti
Abbasiyah menjelma menjadi negara adikusa
yang sangat disegani. Wilayah kekuasaan dunia Islam terbentang luas
mulai dari Pantai Atlantik di Barat hingga Tembok Besar Cina di Timur. Dalam
mengembangkan wilayah kekuasaan di zaman Al-Makmun, ada beberapa peristiwa
besar yang dicapai, diantaranya penaklukan Pulau Kreta (208 H/ 823 M), dan juga
penaklukan Pulau Sicily (212 H/ 827 M).
Kemudian pada tahun 829 M,
wilayah Islam mendapat serangan dari Imperium Bizantium (Romawi). Di penghujung tahun 214 H/ 829 M, dengan
pasukan yang besar menyerang kekuasaan
imperium Bizantium , pada tahun 832 M berhasil menduduki wilayah Kilikia dan Lidia.
Tetapi belum seluruhnya menaklukkan Bizantium Al-Makmun mennggal pada tahun 218 H/ 833 M dan perjuangan selanjutnya dilanjutkan oleh
saudaranya, Al-Mu’tashim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar